Kamis, 22 Desember 2016

Pembagian Limbah Organik Sebagai Bahan Dasar Kerajinan

Limbah organik yang digunakan sebagai bahan dasar kerajinan dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:


1. Limbah Organik Basah

Sampah yang mempunyai kandungan air cukup tinggi. Contohnya: kulit buah dan kulit sayuran atau daun-daunan. Limbah organik basah yang dapat dijadikan karya kerajinan antara lain: kulit jagung, kulit bawang, kulit buah/biji-bijian, jerami, dan sebagainya.

Pengolahan limbah organik basah dapat dilakukakan dengan cara pengeringan menggunakan sinar matahari langsung hingga kadar air dalam bahan limbah organik habis. Bahan yang sudah kering merupakan bahan baku yang nantinya dapat dibuat berbagai macam produk kerajinan. Proses bahan baku menjadi bahan yang siap pakai ditentukan oleh pengrajin, apakah akan dicelup warna atau diberi pengawet agar kuat dan tahan lama, semua dipengaruhi oleh tujuan si pembuat.


2. Limbah Organik Kering

Sampah yang mempunyai kadar air cuku rendah. Contohnya: kertas/kardus, kerang, tempurung kelapa, sisik ikan, kayu, kulit telur, serbuk gergaji, dan sebagainya. Hampir semua limbah organik kering dapat diolah kembali sebagai karya kerajinan, karena sifatnya yang kuat dan tahan lama.

Pengolahan limbah organik kering tidak perlu banyak persiapan, karena sifatnya yang kering jenis limbah ini dapat langsung digunakan. Namun yang perlu diantisipasi adalah jika bahan limbah organik kering ini terkena air, maka yang dapat dilakukan adalah dengan cara pengeringan menggunakan sinar matahari langsung atau alat pengering lain hingga kadar air dalam bahan limbah organik kembali seperti kondisi semula. Bahan limbah organik kering merupakan bahan baku yang nantinya dapat dibuat berbagai macam produk kerajinan. Sama halnya dengan bahan organik basah, proses bahan baku menjadi bahan yang siap pakai ditentukan oleh pengrajin, apakah akan dicelup warna atau diberi pelapis agar kuat dan tahan lama, dan semuanya juga dipengaruhi oleh tujuan pembuat karya.


Rabu, 21 Desember 2016

Pengelompokan Limbah

Limbah dapat dikelompokkan dalam 3 bagian, yaitu :


1. Berdasarkan wujudnya limbah terdiri dari:

a. Limbah Gas

Limbah gas merupakan jenis limbah yang berbentuk gas, contoh limbah dalam bentuk gas antara lain: Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), HCL, NO2, dan lain-lain.

b. Limbah Cair

Limbah cair adalah jenis limbah yang memiliki fisik berupa zat cair, misalnya: air cucian, rembesan AC, air sabun, minyak goreng buangan, dan lain-lain.

c. Limbah Padat

Limbah padat merupakan jenis limbah yang berupa padat, contohnya: kotak kemasan, bungkus jajanan, plastik, botol, kertas kardus, ban bekas, dan lain-lain.


2. Berdasarkan sumbernya limbah bisa berasal dari:

a. Limbah Pertanian, limbah yang ditimbulkan karena kegiatan pertanian.

b. Limbah Industri, limbah yang dihasilkan oleh pembuangan kegiatan industri.

c. Limbah Pertambangan, limbah yang asalnya dari kegiatan pertambangan.

d. Limbah Domestik, limbah yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan pemukiman-pemukiman penduduk lainnya.


3. Berdasarkan senyawanya limbah dibagi menjadi:

a. Limbah Organik

Limbah organik merupakan limbah yang bisa dengan mudah diuraikan atau mudah membusuk, limbah organik mengandung unsur karbon. Limbah organik sapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, contohnya kulit buah dan sayur, dan lain-lain.

b. Limbah Anorganik

Limbah anorganik adalah jens limbah yang sangat sulit atau bahkan tidak bisa untuk diuraikan atau tidak bisa membusuk, limbah anorganik tidak mengandung unsur karbon, contoh limbah anorganik adalah plastik, kaca, baja, dan lain-lain.

Proses Pengolahan Limbah Organik

Proses pengolahan masing-masing limbah organik secara umum sama. Pengolahan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin. Prosesnya yaitu :

a. Pemilahan limbah organik

Sebelum didaur ulang bahan limbah organik harus diseleksi terlebih dahulu untuk menentukan bahan mana yang masih dapat dipergunakan dan mana yang sudah seharusnya dibuang. Pemilahan bahan dapat dilakukan secara manual dan disesuaikan dengan tujuan penggunaan bahan yang telah dirancang.

b. Pembersihan limbah organik

Limbah organik yang sudah terseleksi harus dibersihkan dahulu dari sisa-sisa bahan yanag telah dimanfaatkan sebelumnya. Misalkan saja kulit jagung, maka kulit jagung harus dipisahkan dari tongkol dan rambutnya. Lalu apakah tongkol dan rambutnya juga akan didaur ulang atau tidak itu tergantung dari perancangan produk.

c. Pengeringan

Bahan limbah organik yang sifatnya basah harus diolah dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari langsung, agar kadar air dapat hilang dan bahan limbah dapat diolah dengan sempurna.

d. Pewarnaan

Pewarnaan pada bahan limbah organik yang sudah kering merupakan selera. Jika dalam desain diperlukan bahan limbah yang diberi warna maka bahan limbah perlu diwarnai terlebih dahulu sebelum diproses sebagai produk kerajinan. Proses pewarnaan yang umum dilakukan pada limbah organik basah adalah dengan cara dicelup atau direbus bersama zat pewarna tekstil agar menyerap. Sedangkan bahan limbah organik kering dapat diwarnai dengan cara divernis/dipolitur, dapat pula dicat menggunakan cat akrilik atau cat minyak.

e. Pengeringan setelah pewarnaan

Setelah diberi warna, bahan limbah organik harus dikeringkan kembali dengan sinar matahari langsung agar warna pada bahan baku dapat kering sempurna tidak mudah luntur.

f. Finishing sebagai proses akhir agar siap pakai

Bahan limbah organik yang sudah kering dapat difinishing agar mudah diproses menjadi karya. Proses finishing juga berbagai macam caranya, seperti diseterika untuk limbah kulit agar tidak kusut, dapat pula digerinda, atau diamplas.

Selasa, 20 Desember 2016

Ciri - Ciri Makhluk Hidup

1. Bergerak

Semua makhluk hidup dapat bergerak Manusia dan hewan dapat bergerak bebas atau berpindah tempat. Untuk bergerak, manusia dan hewan memerlukan sarana bantu untuk bergerak yang disebut alat gerak. Alat gerak dapat berupa kaki untu berdiri, sirip untuk berenang, dan sayap untuk terbang.

Sebaliknya pada tumbuhan, pergerakan tumbuhan dilakukan oleh sebagian tubuhnya sehingga tidak terlihat adanya perpindahan tempat. Contoh gerak tumbuhan adalah ujung batang bergerak ke arah datangnya cahaya, akar bergerak ke bawah menembus tanah.


2. Makan

Makanan dan air merupakan kebutuhan bagi semua makhlu hidup. Makanan berfungsi untuk menghasilkan energi, pertumbuhan dan mengganti sel tubuh yang rusak. Sedangkan air berfungsi sebagai zat pelarut di dalam tubuh.

Setiap makhluk hidup mempunyai cara yang berbeda-beda untuk mendapatkan makanan. Tumbuhan hijau dapat menyusun makanannya sendiri dari air dan karbondioksida dengan bantuan sinar matahari. Karena kemampuannya untuk membuat makanan sendiri berupa bahan organik, tumbuhan disebut autotrof. Sedangkan manusia dan hewan disebut sebagai makhluk hidup heterotrof, yaitu makhluk hidup yang hidup menggunakan bahan organik sebagai sumber makanannya.


3. Peka terhadap Rangsangan

Semua mahluk hidup dapat bereaksi terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya. Reaksi ini timbul jika ada rangsangan dari lingkungan. Rangsangan dari lingkungan. Rangsangan dapat berupa cahaya, panas, dingin, bau dari gas, sentuhan, gravitasi, rasa dan lain-lain. Manusia dan hewan menggunakan indra untuk mengenali adanya rangsangan. Misalnya, mata peka terhadap rangsangan cahaya, telinga peka terhadap getaran suara, hidung peka terhadap bau, kulit peka terhadap rangsangan cahaya, tekanan dan lidah peka terhadap rasa zat.

Tumbuhan tidak memiliki indra sepeti pada manusia dan hewan tetapi peka terhadap rangsangan. Misalnya, ujung batang selalu menghadap ke arah datangnya cahaya, ujung akar tumbuh ke bawah karena gaya gravitasi, dan putri malu akan mengatupkan daunnya jika disentuh. Sifat mampu menanggapi rangsangan yang datang dari lingkungan disebut iritabilitas


4. Bernapas

Bernapas atau resirasi merupakan proses mengambil oksigen dari lingkungan dan mengeluarkan gas karbondioksida dari tubuh. Oksigen digunakan untuk mengubah zat makanan menjadi energi secara kimiawi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk berbagai akktivitas tubuh.

Manusia bernapas dengan paru-paru. Hewan yang hidup di darat juga bernapas dengan paru-paru, misalnya kucing, kelinci, ayam, burunng, dan sapi. Hewan air umumnya bernapas dengan insang, misalnya ikan gurami, ikan tuna dan ikan hiu. Ada pula hewan air yang bernapas denga paru-paru, misalnya penyu, lumba-lumb, dan paus. Beberapa kelompok hewan memiliki alat pernapasan yang masih sederhana, misalnya cacing tanah bernapas dengan kulit dan serangga bernapas dengan trakea.

Tumbuhan bernapas mengambil oksigen melalui lubang-lubang kecil pada daun yang disebut stomata. Selain itu, udara pernapasan juga keluar melalui lubang-lubang kecil di batang yang disebut lentisel.


5. Tumbuh dan Berkembang

Semua makhluk hidup mengalami pertumbuhan mulai dari kecil hingga menjadi besar. Bayi yang kecil waktu baru lahir, akan tumbuh menjadi remaja, dan kemudian dewasa. Anak yang semula kecil lambat laun tumbuh menjadi besar seperti induknya. Biji yang ditanam akan tumbuh menjadi kecambah dan kemudian menjadi tanaman yang lebih besar. Dengan kata lain, tumbuh merupakan pertambahan ukuran tubuh yang tidak dapat kembali lagi ke ukuran semula. Pertambahan ukuran tersebut terjadi karena adanya penambahan jumlah dan pembesaran sel-sel penyusun tubuh. Untuk tumbuh makhluk hidup memerlukan makanan atau nutrisi.


6. Mengerluarkan Zat Sisa (Ekskresi)

Setelah berolahraga, tubuhmu berkeringat. Demikian pula saat udara terasa panas, tubuhmu berkeringat. Sebaliknya saat udara dingin, kamu sering buang air kecil mengeluarkan urine. Keringat yang mengandung garam mineral dan urine merupakan contoh zat sisa yang dikeluarkan makhluk hidup. Adapula karbondioksida dan uap air yang dikeluarkan sebagai zat sisa dari proses respirasi.

Pengeluaran zat sisa oleh makhluk hidup disebut ekskresi. Ekskresi sangat diperlukan karena zat sisa bersifat racun sehingga jika tidak dikeluarkan akan mengganggu kinerja tubuh.

Makhluk hidup memiliki alat ekskresi yang berbeda-beda. Tumbuhan mengeluarkan karbondiksida dan uap air melalui stomata dan lentisel. Manusia mengeluarkan urine melalui ginjal, karbindioksida dan uap air melalui paru-paru, air dan garam mineral melalui kulit berupa keringat.


7. Berkembang Biak

Induk kucing melahirkan anak kucing. Induk sapi melahirkan anak sapi. Dari individu berkembang menjadi banyak individu. Itulah yang disebut berkembang biak (reproduksi). Semua makhluk hidup dapat berkembang biak. Tujuan makhluk hidup berkembang biak adalah untuk melestarikan jenisnya.

Cara berkembang biak makhluk hidup berbeda-beda. Perkembangbiakan dapat terjadi secara kawin (seksual, generatif) dan tak kawin (aseksual, vegetatif). Reproduksi generatif merupakan reproduksi dengan cara meleburkan sel telur dengan sel sperma. Reproduksi vegetatif merupakan reproduksi tanpa adanya peleburan sel telur dan sel sperma. Manusia berkembang biak secara ganaratif. Sedangkan hewan dan tumbuhan berkembang biak secara generatif dan vegetatif. Reproduksi vegetatif dapat terjadi melalui pertunasan misalnya pohon pisang.


8. Beradaptasi

Unta menyimpan lemak sebagai cadangan makanan di punuknya. Kaktus memiliki daun berbentuk duri untuk mengurangi penguapan air di lingkungannya yang panas. Teratai memiliki daun yang lebar untuk mempercepat penguapan air di lingkungannya yang berair. Pohon jati menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk mengurangi penguapan. Semua contoh tersebut adalah bukti bahwa makhluk hidup dapat menyesuaikan diri atau dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Kemampuan beradaptasi membuat makhluk hidup dapat bertahan hidup di lingkungannya.

Senin, 12 September 2016

Penyajian dan Pengemasan

     Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap hari baik diolah sendiri di rumah maupun membeli makanan jadi/matang siap santap. Pengemasan makanan adalah cara untuk menyajikan makanan kepada orang untuk diperjualbelikan, yang telah ditata berdasarkan komposisi warna, tekstur/bentuk, rasa, aroma, dan alat/kemasan sajian makanan.

       Tujuan pengemasan makanan adalah sebagai berikut :
  1. Melindungi isi/makanan dari benturan, cuaca, dan mikro-organisme dengan pemilihan material untuk kemasan yang tepat serta dengan desain bentuk dan struktur yang baik.
  2. Menjadi daya tarik dan pembeda dari berbagai jenis dan merek makanan.
  3. Informasi mengenai makanan tersebut, yaitu: nama dan merek makanan, isi makanan, berat, kandungan bahan dan nutrisi, tanggal kadaluarsa, produsen, kode produksi, dan keterangan khusus harus jelas.
Jenis Kemasan
  1. Kemasan Primer, yaitu kemasan yang berhubungan/ kontak langsung dengan produk makanan. Ukurannya relatif kecil dan diasa disebut sebagai kemasan eceran. Contoh : kantong plastik untuk produk dendeng sapi, sosis, bakso; cup kaleng untuk produk kornet; gelas plastik (cup) untuk produk air minum atau bubur instan.
  2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan  kedua yang berisi sejumlah kemasan primer. Contoh : kemasan karton untuk produk kornet; kemasan krat untuk produk dalam boltol.
  3. Kemasan Tersier, yaitu kemasan yang diperuntutkan sebagai kemasan transport atau distribusi apabila makanan akan dikirim ke tempat lain. Contoh : kontainer dan kotak karton gelombang.

Faktor-Faktor dalam Penyajian/Pengemasan
  • Sanitasi atau higenis makanan merupakan salah satu prinsip dari pengemasan makanan. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu :
  1. Setiap jenis makanan di tempatkan dalam wadah terpisah dan diusahakan dalam keadaan tertutup pada saat penyajian agar jenis makanan tidak tercampur dan terkontaminasi oleh bakteri atau kuman.
  2. Makanan yang mengandung kadar air tinggi (kuah) baru di campur pada saat menjelang di hidangkan untuk mencegah makanan cepat rusak.
  3. Beberapa makanan nikmat dihidangkan masih dalam keadaan panas, seperti sup, bakso, dan soto.
  4. Peralatan yang digunakan seperti dus, piring, gelas, mangkuk, harus bersih dan dalam kondisi baik.
  5. Hindari kontak langsung dengan tangan. Hal ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi bakteri dan penampilan yang baik.
  • Cita rasa. Konsumen memilih suatu makanan adalah karena cita rasanya, sensasi rasa, tekstur, dan bau.
  • Warna dan tekstur. Warna makanan dapat memperlihatkan bahwan makanan tersebut masih berkualitas baik atau sudah jelek. Tekstur makanan yang empuk, mudah digigit, dan mudah dikunyah akan dapat dinikmati dengan nyaman.
  • Alat penyajian dan kemasan.Seseorang membeli makanan di restoran kadang dimakan di tempat atau di bungkus untuk dibawa pulang. Berikut ini adalah alat penyajian dan kemasan yang digunakan :
  1. Alat penyajian tradisional. penggunaan alat penyajian tradisional adalah daun. Daun yang biasa digunakan adalah daun pisang.
  2. Alat penyajian modern. Alat penyajian modern dapat menggunakan berbagai wadah yang berbahan dasar kaca, keramik, plastik, atau baja antikarat (stainless steel)
  3. Kemasan tradisional. Kemasan tradisional yang biasa digunkan adalah daun pisang.
  4. Kemasan modern. Kemasan modern saat ini banyak sekali dijumpai. Kemasan ini bertujuan agar makanan tersebut terjaga kebersihannya serta menjaga cita rasa makanan tersebut. Kemasan modern yang sering digunakan yaitu aluminium foil, styrofoam, dan plastik.
  5. Penyajian dan kemasan yang dimodifikasi. Modifikasi kemasan tradisional dan modern banyak dilakukan, selain menjaga makanan agar tetap bersih juga memberikan daya tarik dan ciri khas tersendiri produk olahan tertentu. Contohnya penggunaan plastik mika dan kardus sebagai kemasan dikombinasikan dengan daun pisang.

Minggu, 11 September 2016

Pengertian, Jenis, Faktor, dan Dampak Migrasi

Pengertian Migrasi

     Migrasi penduduk adalah gerak perpindahan penduduk secara horizontal untuk pindah tempat tinggal melintasi batas administrasi. Perpindahan penduduk dalam masyarakat ada dua macam yaitu :
  1. Perpindahan vertikal, yaitu pindah status manusia dari kelas rendah ke kelas menengah, dari pangkat yang rendah ke pangkat yang lebih tinggi, atau sebaliknya.
  2. Perpindahan horizontal, yaitu perpindahan secara ruang atau secara geografis dari suatu tempat ke tempat yang lain. Peristiwa inilah yang sering disebut migrasi, meskipun tidak setiap gerak horizontal disebut migrasi.


Jenis-Jenis Migrasi

  • Migrasi Internasional (migrasi antar negara) adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Migrasi internasional meliputi imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.
  1. Imigrasi adalah masuknya penduduk dari negara lain ke suatu negara dengan tujuan untuk menetap.
  2. Emigrasi adalah berpindahnya penduduk/keluarga penduduk dari suatu negara ke negara lain  dengan tujuan menetap.
  3. Remigrasi adalah kembalinya penduduk dari suatu negara ke negara asalnya.
  • Migrasi Internal (migrasi nasional) adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah di wilayah suatu negara. Migrasi internal meliputi :
  1. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu pulau atau provinsi yang berpenduduk padat ke pulau atau provinsi yang berpenduduk jarang.
  2. Urbanisasi, yaitu dari desa ke kota atau dari kota kecil ke kota besar.
  3. Ruralisasi (kembali ke desa), yaitu perpindahan penduduk dari kota untuk menetap di desa.


Faktor Penarik dan Faktor Pendorong Migrasi
  • Faktor Penarik
  1. Lapangan kerja
  2. Upah kerja yang lebih tinggi
  3. Fasilitas hidup yang lebih lengkap
  4. Menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi
  • Faktor Pendorong
  1. Bencana alam
  2. Lahan pertanian yang sempit
  3. Upah tenaga kerja yang lebih rendah
  4. Fasilitas hidup kurang lengkap
  5. Lapangan kerja terbatas
  6. Perang saudara atau konflik
  7. Wabah penyakit

Dampak Migrasi
  • Dampak Positif
  1. Meningkatnya kesejahteraan penduduk
  2. Mendorong pembangunan di desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan di kota
  3. Bagi daerah yang padat penduduknya, dapat mengurangi jumlah penduduk
  4. Mengurangi jumlah pengangguran
  • Dampak Negatif
  1. Timbulnya pengangguran
  2. Munculnya tunawisma dan gubuk liar di tengah kota
  3. Meningaktnya kemacetan lalu lintas
  4. Meningkatnya kejahatan


Jumat, 02 September 2016

Jenis - Jenis Majas

1. Majas perumpamaan (simile), yaitu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata : bak, laksana,               seperti, seumpama, bagai, bagaikan, ibarat.


2. Majas perbandingan

  1. Metafora, yaitu gaya bahasa yang menganggap/membandingkan dua hal yang sebenarnya berbeda jauh seolah-olah sama.
  2. Personifikasi, yaitu gaya bahasa yang menganggap benda mati seolah-olah bertingkah laku seperti manusia. Contoh : penaku mulai menari-nari di atas kertas; burung-burung bernyanyi menyambut datangnya mentari.

3. Majas pertentangan
  1. Litotes, yaitu gaya bahasa yang mengungkapkan hal yang sebenarnya baik dikatakan tidak baik dengan tujuan menghormati orang yang diajak bicara. Contoh : silahkan singgah ke gubuk saya.
  2. Ironi, yaitu gaya bahasa yang mengungkapkan hal yang sebenarnya tidak baik dikatakan baik dengan tujuan untuk menyindir. Contoh : rajin sekali kamu, jam 07.30 baru berangkat sekolah.
  3. Hiperbola, yaitu gaya bahasa yang melebih-lebihkan suatu keadaan. 
  4. Paradoks, yaitu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata berlawanan atau antonim dalam kalimat. Contoh : besar kecil, tuwa muda, pria wanita, semua berkumpul di lapangan.
  5. Antitesis, yaitu gaya bahasa yang mennggunakan makna berlawanan dalam kalimat. Contoh : hatinya selalu sunyi dalam keramaian.

4. Majas pertautan 
  1. Metonimia, yaitu gaya bahasa yang menggunakan ciri untuk menyebut sesuatu ( benda, pernyataan,dll). 
  2. Sinedok, yaitu gaya bahasa yang menyebut sebagian kecil untuk mewakili yang besar (keseluruhan), dan sebaliknya menyebut yang besar untuk mewakili hal yang kecil. Contoh : hari ini Mada tidak kelihatan batang hidungnya.
  3. Eufimisme, yaitu gaya bahasa yang menggantikan kata-kata yang dianggap kasar/tidak sopan diganti dengan ungkapan halus.