Senin, 12 September 2016

Penyajian dan Pengemasan

     Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap hari baik diolah sendiri di rumah maupun membeli makanan jadi/matang siap santap. Pengemasan makanan adalah cara untuk menyajikan makanan kepada orang untuk diperjualbelikan, yang telah ditata berdasarkan komposisi warna, tekstur/bentuk, rasa, aroma, dan alat/kemasan sajian makanan.

       Tujuan pengemasan makanan adalah sebagai berikut :
  1. Melindungi isi/makanan dari benturan, cuaca, dan mikro-organisme dengan pemilihan material untuk kemasan yang tepat serta dengan desain bentuk dan struktur yang baik.
  2. Menjadi daya tarik dan pembeda dari berbagai jenis dan merek makanan.
  3. Informasi mengenai makanan tersebut, yaitu: nama dan merek makanan, isi makanan, berat, kandungan bahan dan nutrisi, tanggal kadaluarsa, produsen, kode produksi, dan keterangan khusus harus jelas.
Jenis Kemasan
  1. Kemasan Primer, yaitu kemasan yang berhubungan/ kontak langsung dengan produk makanan. Ukurannya relatif kecil dan diasa disebut sebagai kemasan eceran. Contoh : kantong plastik untuk produk dendeng sapi, sosis, bakso; cup kaleng untuk produk kornet; gelas plastik (cup) untuk produk air minum atau bubur instan.
  2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan  kedua yang berisi sejumlah kemasan primer. Contoh : kemasan karton untuk produk kornet; kemasan krat untuk produk dalam boltol.
  3. Kemasan Tersier, yaitu kemasan yang diperuntutkan sebagai kemasan transport atau distribusi apabila makanan akan dikirim ke tempat lain. Contoh : kontainer dan kotak karton gelombang.

Faktor-Faktor dalam Penyajian/Pengemasan
  • Sanitasi atau higenis makanan merupakan salah satu prinsip dari pengemasan makanan. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu :
  1. Setiap jenis makanan di tempatkan dalam wadah terpisah dan diusahakan dalam keadaan tertutup pada saat penyajian agar jenis makanan tidak tercampur dan terkontaminasi oleh bakteri atau kuman.
  2. Makanan yang mengandung kadar air tinggi (kuah) baru di campur pada saat menjelang di hidangkan untuk mencegah makanan cepat rusak.
  3. Beberapa makanan nikmat dihidangkan masih dalam keadaan panas, seperti sup, bakso, dan soto.
  4. Peralatan yang digunakan seperti dus, piring, gelas, mangkuk, harus bersih dan dalam kondisi baik.
  5. Hindari kontak langsung dengan tangan. Hal ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi bakteri dan penampilan yang baik.
  • Cita rasa. Konsumen memilih suatu makanan adalah karena cita rasanya, sensasi rasa, tekstur, dan bau.
  • Warna dan tekstur. Warna makanan dapat memperlihatkan bahwan makanan tersebut masih berkualitas baik atau sudah jelek. Tekstur makanan yang empuk, mudah digigit, dan mudah dikunyah akan dapat dinikmati dengan nyaman.
  • Alat penyajian dan kemasan.Seseorang membeli makanan di restoran kadang dimakan di tempat atau di bungkus untuk dibawa pulang. Berikut ini adalah alat penyajian dan kemasan yang digunakan :
  1. Alat penyajian tradisional. penggunaan alat penyajian tradisional adalah daun. Daun yang biasa digunakan adalah daun pisang.
  2. Alat penyajian modern. Alat penyajian modern dapat menggunakan berbagai wadah yang berbahan dasar kaca, keramik, plastik, atau baja antikarat (stainless steel)
  3. Kemasan tradisional. Kemasan tradisional yang biasa digunkan adalah daun pisang.
  4. Kemasan modern. Kemasan modern saat ini banyak sekali dijumpai. Kemasan ini bertujuan agar makanan tersebut terjaga kebersihannya serta menjaga cita rasa makanan tersebut. Kemasan modern yang sering digunakan yaitu aluminium foil, styrofoam, dan plastik.
  5. Penyajian dan kemasan yang dimodifikasi. Modifikasi kemasan tradisional dan modern banyak dilakukan, selain menjaga makanan agar tetap bersih juga memberikan daya tarik dan ciri khas tersendiri produk olahan tertentu. Contohnya penggunaan plastik mika dan kardus sebagai kemasan dikombinasikan dengan daun pisang.

Minggu, 11 September 2016

Pengertian, Jenis, Faktor, dan Dampak Migrasi

Pengertian Migrasi

     Migrasi penduduk adalah gerak perpindahan penduduk secara horizontal untuk pindah tempat tinggal melintasi batas administrasi. Perpindahan penduduk dalam masyarakat ada dua macam yaitu :
  1. Perpindahan vertikal, yaitu pindah status manusia dari kelas rendah ke kelas menengah, dari pangkat yang rendah ke pangkat yang lebih tinggi, atau sebaliknya.
  2. Perpindahan horizontal, yaitu perpindahan secara ruang atau secara geografis dari suatu tempat ke tempat yang lain. Peristiwa inilah yang sering disebut migrasi, meskipun tidak setiap gerak horizontal disebut migrasi.


Jenis-Jenis Migrasi

  • Migrasi Internasional (migrasi antar negara) adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Migrasi internasional meliputi imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.
  1. Imigrasi adalah masuknya penduduk dari negara lain ke suatu negara dengan tujuan untuk menetap.
  2. Emigrasi adalah berpindahnya penduduk/keluarga penduduk dari suatu negara ke negara lain  dengan tujuan menetap.
  3. Remigrasi adalah kembalinya penduduk dari suatu negara ke negara asalnya.
  • Migrasi Internal (migrasi nasional) adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah di wilayah suatu negara. Migrasi internal meliputi :
  1. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu pulau atau provinsi yang berpenduduk padat ke pulau atau provinsi yang berpenduduk jarang.
  2. Urbanisasi, yaitu dari desa ke kota atau dari kota kecil ke kota besar.
  3. Ruralisasi (kembali ke desa), yaitu perpindahan penduduk dari kota untuk menetap di desa.


Faktor Penarik dan Faktor Pendorong Migrasi
  • Faktor Penarik
  1. Lapangan kerja
  2. Upah kerja yang lebih tinggi
  3. Fasilitas hidup yang lebih lengkap
  4. Menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi
  • Faktor Pendorong
  1. Bencana alam
  2. Lahan pertanian yang sempit
  3. Upah tenaga kerja yang lebih rendah
  4. Fasilitas hidup kurang lengkap
  5. Lapangan kerja terbatas
  6. Perang saudara atau konflik
  7. Wabah penyakit

Dampak Migrasi
  • Dampak Positif
  1. Meningkatnya kesejahteraan penduduk
  2. Mendorong pembangunan di desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan di kota
  3. Bagi daerah yang padat penduduknya, dapat mengurangi jumlah penduduk
  4. Mengurangi jumlah pengangguran
  • Dampak Negatif
  1. Timbulnya pengangguran
  2. Munculnya tunawisma dan gubuk liar di tengah kota
  3. Meningaktnya kemacetan lalu lintas
  4. Meningkatnya kejahatan


Jumat, 02 September 2016

Jenis - Jenis Majas

1. Majas perumpamaan (simile), yaitu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata : bak, laksana,               seperti, seumpama, bagai, bagaikan, ibarat.


2. Majas perbandingan

  1. Metafora, yaitu gaya bahasa yang menganggap/membandingkan dua hal yang sebenarnya berbeda jauh seolah-olah sama.
  2. Personifikasi, yaitu gaya bahasa yang menganggap benda mati seolah-olah bertingkah laku seperti manusia. Contoh : penaku mulai menari-nari di atas kertas; burung-burung bernyanyi menyambut datangnya mentari.

3. Majas pertentangan
  1. Litotes, yaitu gaya bahasa yang mengungkapkan hal yang sebenarnya baik dikatakan tidak baik dengan tujuan menghormati orang yang diajak bicara. Contoh : silahkan singgah ke gubuk saya.
  2. Ironi, yaitu gaya bahasa yang mengungkapkan hal yang sebenarnya tidak baik dikatakan baik dengan tujuan untuk menyindir. Contoh : rajin sekali kamu, jam 07.30 baru berangkat sekolah.
  3. Hiperbola, yaitu gaya bahasa yang melebih-lebihkan suatu keadaan. 
  4. Paradoks, yaitu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata berlawanan atau antonim dalam kalimat. Contoh : besar kecil, tuwa muda, pria wanita, semua berkumpul di lapangan.
  5. Antitesis, yaitu gaya bahasa yang mennggunakan makna berlawanan dalam kalimat. Contoh : hatinya selalu sunyi dalam keramaian.

4. Majas pertautan 
  1. Metonimia, yaitu gaya bahasa yang menggunakan ciri untuk menyebut sesuatu ( benda, pernyataan,dll). 
  2. Sinedok, yaitu gaya bahasa yang menyebut sebagian kecil untuk mewakili yang besar (keseluruhan), dan sebaliknya menyebut yang besar untuk mewakili hal yang kecil. Contoh : hari ini Mada tidak kelihatan batang hidungnya.
  3. Eufimisme, yaitu gaya bahasa yang menggantikan kata-kata yang dianggap kasar/tidak sopan diganti dengan ungkapan halus.

Kamis, 01 September 2016

Perdagangan Internasional

Pengertian

Perdagangan internasional adalah kegiatan jual/beli barang atau jasa yang dilakukan antara dua negara atau lebih untuk memenuhi kebutuhan bersama.


Perbedaan perdagangan internasional dengan perdagangan dalam negeri

* Perdagangan internasional
  • Alat pembayaran dengan valas
  • Transaksi membutuhkan waktu lama
  • Cara pembayaran relatif rumit
  • Sampai di luar batas wilayah
  • Tidak dapat bertatap muka langsung
  • Harus memenuhi standar mutu internasional
* Perdagangan dalam negeri
  • Mata uang rupiah
  • Waktu ralatif singkat
  • Cara pembayaran mudah
  • Hanya dalam negeri
  • Dapat bertatap muka langsung
  • Tidak harus memenuhi standar mutu internasional

Faktor pendorong terjadinya perdagangan internasional

* Faktor ekonomis
  • Perbedaan SDA
  • Perbedaan pendapatan negara
  • Perbedaan selera
  • Kelebihan produksi
  • Transportasi antar negara
  • Memenuhi kebutuhan nasional
  • Penguasaan IPTEK
* Faktor non-ekonomis
  • Sosial ( pola makan )
  • Budaya ( gaya hidup )
  • Polotik ( hubungan diplomatik )

Faktor penghambat perdagangan internasional
  • Perbedaan mata uang
  • Pemberlakuan kebijakan perdagangan oleh pemerintah
  • Kebijakan lembaga ekonomi internasional yang mementingkan negara anggotanga
  • Konflik dan peperangan
Kebijakan perdagangan internasional
  1. Proteksi ( larangan import, tarif import, kuota, subsidi kepada produsen, premi )
  2. Perdagangan bebas
  3. Politik dumping
  4. Devaluasi

Dampak perekonomian internasional terhadap perekonomian Indonesia

* Dampak positif
  • Terpenuhinya kebutuhan dalam negeri
  • Memperoleh devisa
  • Kesejahteraan meningkat
  • Masuknya modal asing ke dalam negeri
  • Bertambahnya jumlah lapangan pekerjaan
  • Adanya alih teknologi
  • Semakin berkualitas mutu barang hasil dalam negeri
  • Spesialisasi produk Indonesia
  • Mempercepat pertumbuhan ekonomi
  • Semakin majunya lembaga perbankkan
* Dampak negatif
  • Munculnya TKI ilegal
  • Perusahaan Indonesia terancam bangkrut
  • Semakin ketatnya persaingan tenaga kerja
  • Terhambatnya pergerakan sumber daya